Memperhatikan Implementasi Kurikulum 2013 di sekolah ternyata sangat beragam.Ada sekolah yang sudah mampu melaksanakannya dengan baik,ada juga sekolah yang ternyata masih “status quo”,artinya “gong” kurikulum 2013 nya sudah “membahana” tetapi implementasinya belum berbuat apa-apa karena “minimnya” ilmu tentang kurikulum 2013 yang masih belum “tersosialisasikan secara efektif”.Ini terjadi di lapangan,bukan saja di sekolah negeri yang sudah menyandang predikat “terakreditasi A”,terlebih lagi di sekolah swasta yang guru-gurunya minim “pelatihan” dan tidak memiliki guru yang berstatus :IN (Instruktur Nasional).
Kalau kita perhatikan,betapa reportnya sekolah yang harus melakukan “banyak hal”.Misalnya;sekolah harus merubah Dokumen KTSP menjadi KTSP berbasis Kurikulum 2013,Guru Kelas VIII mata pelajaran Bahasa Indonesia, matematika, PPKN, IPA,IPS harus melakukan “Matrikulasi” KD (Untuk sekolah yang tahun 2013 belum melaksanakan Kurikulum 2013),mereka itu jangankan sudah melakukan Matrikulasi materi ajar,melaksanakan “penilaian pembelajaran” saja mereka masih “abu-abu”.Terlebih penilaian sikap yang membutuhkan instrumen untuk obervasi,penilaian diri,penilaian antar teman,dan jurnal yang jumlahnya relatif banyak : “REPORT” itu ungkapan yang dilontarkan teman-teman guru di lapangan.Belum lagi lahirnya aturan-aturan (“permendikbud produk 2014″) yang belum disosialisasikan seakan-akan mengaburkan guru karena mereka bertanya :”Permen yang mana sih yang dipakai ?” “Apakah permendibud no sekian tahun 2014 ” sudah berlaku ?’ dsb.dsb. Baca lebih lanjut
Filed under: Kurikulum Pendidikan, Manajemen Pendidikan | 2 Comments »